Sabtu, 20 Februari 2010

Jumat, 19 Februari 2010

Pencemaran



Pencemaran Lingkungan


Keadaan lingkungan, baik atau buruknya merupakan tanggungjawab kita bersama, baik yang tua maupun yang muda, yang kaya maupun yang miskin. Keadaan ini meliputi keselamatan, kualitas, kesehatan, manfaat bagi kehidupan, sehingga kebersihan lingkungan ini merupakan kebutuhan kita sebagai manusia sehingga

Pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya, menjadi kendala pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi dengan bijak.




Sumber Pencemar

Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi.

Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat.



Proses Pencemaran

Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.

Pencemar ada yang langsung terasa dampaknya, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut), atau akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu (penyakit kronis). Sebenarnya alam memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemar akan berada di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material, hewan, tumbuhan dan ekosistem.


Langkah Penyelesaian


Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian. Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).

Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya.

Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif, penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain.

-dari berbagai sumber ^-^

IRIGASI


Diambil dari berbagai sumber
Disusun oleh Aulia Nur M

















Definisi Irigasi

Irigasi didefinisikan sebagai penggunaan air permukaan pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Akan tetapi, definisi irigasi lebih umum adalah penggunaan air pada tanah untuk kegunaan berikut ini (Hansen, 1986):

1. Menyediakan jaminan panen pada musim kemarau yang pendek.
2. Mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
3. Manambah air permukaan dalam tanah untuk menyediakan cairan yang dperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
4. Memperlambat pembentukan tunas dengan pendinginan karena penguapan.
5. Mencuci atau mengurangi garam dalam tanah.
6. Mengurangi bahaya erosi
7. Mengurangi bahan pembekuan.
8. Melunakkan tanah saat pembajakan dari gumpalan tanah.

Irigasi merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan air untuk sawah, lading, perkebunan, perikanan atau tambak dan sebagainya yang intinya untuk keperluan usaha tani. Usaha-usaha tersebut menyangkut pembuatan bangunan-bangunan dan saluran-saluran, membagi-bagikan air ke areal pertanian secara teratur dengan waktu yang tepat, baik air yang diperlukan maupun harus dibuang untuk kelangsungan hidup tanaman (Wirosoedarmo, 1985).

Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah segala fasilitas yang berupa bangunan dan saluran yang diperlukan dalam pelaksanaan irigasi. Bangunan dan saluran yang dipergunakan seoptimal mungkin difungsikan untuk memperlancar pengolahan lahan pertanian (Hansen, 1986).

Macam-macam jaringan irigasi diantaranya adalah (Anonim, 1986):

a. Jaringan Teknis
Jaringan irigasi dimana air yang dimasukkan ke saluran terukur, diatur dan terencana karena sudah ada bangunan ukurnya.

b. Jaringan Semi Teknis
Jaringan yang mempunyai beberapa bangunan permanen tetapi tidak tetap seperti jaringan teknis dan hanya ada satu alat ukur debit, umumnya terletak di pintu pengambilan utama.

c. Jaringan Non-Teknis
Jaringan tanpa alat ukur atau bangunan ukur dan tanpa pintu air, saluran pembawa air dan saluran drainase terpisah. Penggunaannya langsung dipengaruhi oleh petani.

Bangunan Irigasi

Bangunan irigasi merupakan bangunan yang dibuat untuk mengalihkan air dari sumber alami dan membawanya ke ladang untuk keperluan irigasi. Bangunan tersebut meliputi pintu-pintu utama, penguras, talang, saluran curam, pelimpah, bagi sadap dan terjunan (Hansen, 1986).

Sosrodarsono dan tominaga (1994) menjelaskan beberapa bangunan persungaian utama, yaitu :
1. Bendung
2. Pintu air
3. Stasiun Pompa
4. Bangunan Penerus dan laluan ikan
5. Gorong-gorong Sipon dan terusan darat

Bangunan Pengukur Debit
a. Bangunan ukur Debit Cipolleti
Alat Ukur Debit Cippolleti adalah suatu alat ukur debit berdasarkan peluapan sempurna dengan ambang tipis. Alat ukur debit ini digunakan untuk mengukur debit saluran yang tidak begitu besar, dan biasa dipakai pada saluran terti-air (saluran yang langsung ke sawah).Alat ini sesuai dipakai di pegunungan dimana tanah mempunyai kemiringan yang cukup besar (Yuwono, 1988).

b. Bangunan Ukur Debit Romyn

Alat Ukur Debit Romyn adalah alat pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna ambang lebar ( Yuwon, 1988).

c. Bangunan Ukur Debit Thomson
Alat Ukur Debit Thomson adalah alat pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna, ambang tipis, bentuk segitiga siku-siku. Alat ukur ini dipergunakan pada Laboratorium atau perkebunan tebu (Yuwono, 1988).

d. Bangunan Ukur Debit Rehboch
Alat Ukur Debit Rehboch adalah suatu alat pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna, arus lepas, tanpa kontraksi tepi. Dinding saluran (vertical) dibuat licin dan diusahakan lebar saluran sama dengan panjang ambang (Yuwono, 1988).

e. Bangunan Ukur Debit Price

Alat ini terdiri 6 mangkuk kerucut yang berputar mengelilingi suatu sumbu vertical. Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan air lewat saluran sehingga bisa mengetahui debit air ( Ray dan Joseph, 1996).

f. Bangunan Ukur Debit Propeller

Alat ukur ini menggunakan propeller yang berputar mengelilingi sumbu
horizontal. Mekanisme yang menggerakkan propeller serupa dengan tipe price dan juga menggunakan suspense yang sama. Fungsi alat ini sama dengan tipe price ( Ray dan Joseph, 1996).

g. Bangunan Ukur Parshall Flume dan Saniiri Flume
Parshall flume merupakan flume untuk pengukuran debit yang penampang pemasukannya menyempit dengan lantai rata. Bagian leher saluran dengan lantai menurun pada kemiringan 3 : 8 dan pengeluarannnya yang melebar dengan lantai naik pada gradient 1 : 6
Saniiri Flume merupakan flume untuk pengukuran debit yang berpenampang pada pemasukan menyempit dengan lantai rata dan turun pada bagian hilir serta dinding tegak lurus yang menyatu dengan saluran di bagian hilir ( Anonim 4, 2008).

Saluran Irigasi

Saluran irigasi bisa berupa saluran pembawa yang berfungsi untuk membawa air dari bangunan pengambilan ke petak-petak sawah melalui suatu jaringan irigasi tertentu, atau berupa saluran pembuangan yang berfungsi untuk membuang kelebihan air yang tidak dibutuhkan lagi oleh tanaman (Anonim, 1986).

Saluran irigasi sebagai saluran pembawa menurut fungsinya dapat dibedakan atas (Anonim, 1986):
1. Saluran induk/primer yaitu saluran pembawa yang mendapatkan air dari sungai, waduk atau mata air untuk dibagikan melayani daerah irigasi yang merupakan sekumpulan petak sekunder.
2. Saluran sekunder yaitu saluran pembawa yang mendapatkan air dari saluran primer untuk melayani daerah irigasi yang merupakan sekumpulan petak tersier melalui saluran tersier.
3. Saluran tersier adalah saluran yang mendapatkan air dari saluran sekunder untuk mengairi satu petak tersier.
4. Saluran kuarter adalah saluran yang mendapatkan air dari saluran tersier untuk mengairi satu petak kuarter.

Petak Irigasi
Menurut Wirosoedarmo (1985), petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh giliran air irigasi. Merupakan daerah-daerah irigasi yang telah ditentukan. Adapun pembagian petak irigasi sebagai berikut :
a. Petak primer
Petak dasar di suatu jaringan yang mendapat air dari saluran primer.
b. Petak sekunder
Petak dasar di suatu jaringan irigasi yang mendapat air dari saluran sekunder.
c. Petak tersier
Petak dasar di suatu jaringan irigasi yang mendapat air dari saluran tersier.
d. Petak kwarter
Petak dasar di suatu jaringan yang mendapat air dari saluran kwarter.

Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh giliran air irigasi. Merupakan daerah-daerah irigasi yang telah ditentukan (Anonim, 1986).

Adapun pembagian petak irigasi sebagai berikut:

a. Petak primer
Petak primer merupakan petak yang terdiri dari beberapa petak sekunder, yang mengambil air langsung dari saluran primer.

b. Petak sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder. Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografi yang jelas, seperti misalnya saluran pembuang.

c. Petak tersier
Petak tersier adalah petak yang menerima air irigasi yang diallirkan dan diukur pada bangunan sadap (offtake) tersier. Petak tersier pembagian air, eksploitasi dan pemeliharaan menjadi tanggungjawab para petani yang bersangkutan, dibawah bimbingan pemerintah. Petak ini harus memiliki batas-batas yang jelas seperti parit, jalan dan batas desa, serta dibagi menjadi petak-petak kuarter, masing-masing seluas kurang lebih 8 - 15 ha.

Pembagian Air
Pemanfaatan air irigasi yang efisiensi sangat diperlukan untuk menghemat air irigasi dan menjaga kelestarian jaringan irigasi. Dalam memberikan air irigasi harus memperhitungkan ketersediaan air dan kebutuhan tanaman akan air. Pada pemberian air dikenal beberapa sistem pemberian air antara lain (Djiwito, 1984):

1. Sistem pemberian air terus-menerus
Sistem ini dilakukan secara berkelanjutan sehingga tanaman sangat tergantung pada ketersediaan air, hanya sekali-kali dikeringkan.

2. Sistem pemberian terputus-putus
Cara pemberiannya adalah air dialirkan pada petak sawah sampai tergenang kemudian pemberian air dihentikan sampai beberapa hari sehingga genangannya habis lalu digenangi dan dibiarkan, demikian seterusnya.

3. Sistem pemberian air rotasi/giliran
Sistem pemberian air secara rotasi atau giliran adalah sistem pemberian air secara bergantian menurut bagian sawah atau blok tertentu dalam jadwal waktu yang telah diten- tukan sesuai dengan gilirannya.
Keadaan air pada musim hujan cukup tersedia bahkan bias dikatakan berlebihan maka pemberian airnya dikatakan dengan cara terus-menerus. Hal ini dapat berlangsung selama debit yang tersedia untuk mengairi petak sawah lebih dari 70% (setinggi air normal) (Djuwito, 1984).
Kekurangan air biasanya dirasakan pada musim kemarau sehingga perlu mengatur cara pemberian air. Sistem pemberian air yang sesuai yaitu cara rotasi atau giliran, baik giliranblok maupun giliran kelompok tersier. Cara giliran ini dilakukan apabila air di saluran tidak tercukupi kebutuhan (kurang dari 70%). Hal ini dimaksudkan agar pemberian air ke masing-masing petak sawah dapat terbagi secara adil dan merata (Djuwito, 1984).

Alokasi Air
Meningkatnya perkembangan seluruh aspek kehidupan sebagai dampak lajunya pertumbuhan dan pembangunan di daerah, maka menungkat pula kebutuhan dan tuntutan pelayanan air yang memerlukan menajemen pengalokasian air. Alokasi air merupakan penjatahan air untuk berbagai keperluan pada Daerah Pengaliran Sungai (DPS) dan atau sungai dalam memenuhi kebutuhan air bagi para pengguna air dari waktu ke waktu dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas air, berdasrkan asas pemanfaatan umum dan pelestarian sumber air (Anonim, 1998).
Dengan semakin meningkatnya perkembangan seluruh aspek kehidupan, sebagai dampak lajunya pertumbuhan penduduk dan pembangunan daerah, maka meningkat pula kebutuhan dan tuntutan pelayanan air yang memerlukan menajemen pengalokasian air (Anonim, 1998).
Tujuan manajemen pengalokasian air adalah melaksanakan alokasi air sesuai Undang-Undang No. 11 Tahun 1994 tentang Pengairan dan Peraturan Pemeritah No. 22 Tahun 1982 Tentang Tata Penggunaan Air (Anonim, 1998).
Manajemen pengalokasian air mempunyai pokok bahasan yang menyangkut aspek perencanaan, pelaksanaan, pengamanan dan pengendalian alokasi air yang antara lain meliputi (Anonim, 1998):
1. Pengumpulan, penyusunan dan pengolahan data
2. Penentuan ketersediaan dan kebutuhan air
3. Penetapan zona dan daerah pelayanan
4. Penetapan prioritas rencana alokasi air
5. Pelaksanaan alokasi air
6. Pemantauan penggunaan air
7. Pengamanan dan pengendalian penggunaan air.

Berbagai macam peruntukan, penggunaan air adalah sebagaimana yang tercantum pada Peraturan Menteri PU No. 49/PRT/1990 Tentang Penggunaan Air Pasal 4, yaitu (Anonim, 1998):
a. Penyediaan air bersih/air minum
b. Usaha perkotaan dan kawasan pemukiman
c. Penyediaan air irigasi untuk pertanian
d. Pertenakan
e. Perkebunan
f. Perikanan
g. Industri
h. Pertambangan
i. Ketenagaan
j. Penampungan
k. Lalu lintas air
l. Rekreasi
m. Pembuangan air limbah
n. Pembangunan, perubahan atau pembongkaran segala bangunan yang dilakukan pada, diatas dan dibawah sumber air.

Kegiatan perencanaan alokasi air ini dilakukan berdasarkan urutan kegiatan yang menggambarkan proses pengintegrasian permasalahan-permasalahan yang meliputi antara lain (Anonim, 1998):
1. Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD)
2. Permintaan-permintaan alokasi air yang cenderung meningkat
3. Ketersediaan air pada musim kemarau yang berkurang dan dapat menurunkan kualitas
4. Ketersediaan air pada keadaan normal yang terbatas.
5. Ketersediaan air pada musim hujan yang mengakibatkan banjir dengan segala dampaknya.

Dalam perencanaan dan pelaksanaan alokasi air untuk berbagai macam penggunaan air terutama di musim kemarau, perlu ditentukan kebijakan dalam penentuan urutan prioritas pemberian air. Sedangkan uratan prioritas penggunaan air berdasarkan UU RI No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan pasal 8 ayat (2) Tambahan Lembaran Negara RI No. 3046, adalah (Anonim, 1998) :

A :
a. Air minum
b. Rumah tangga
c. Pertahanan dan Keamanan Nasional
d. Peribadatan
e. Usaha perkotaan, misalnya : pencegahan kebakaran, penggelontoran menyiram tanaman dan lain sebagainya.

B :
a. Pertanian, pertanian rakyat dan usaha pertanian lainnya
b. Peternakan
c. Perkebunan
d. Perikanan

C :
a. Ketenagaan
b. industri
c. Pertambangan
d. Rekreasi

Urutan prioritas diatas tidak harus dilaksanakan sebagaimana urutan tersebut kerena mempertimbangkan situasi dan kondisi setempat. Ayat (3) Pasal 8 UU RI No. 11 Tahun 1974 yang menyebutkan Rencana-rencana. Dan Rencana-rencana teknis yang dimaksudkan dalam ayat (2) Pasal ini, disusun guna memperoleh tata air yang baik berdasarkan Pola Dasar Pembangunan Nasional dan dilaksanakan untuk kepentingan yang bersifat nasional, regional atau lokal (Anonim, 1998).


Kebutuhan Air Tanaman
Banyaknya air yang diperlukan untuk berbagai tanaman, masing-masing daerah dan musim adalah berlainan, oleh karena itu di tiap daerah diadakan peraturan-peraturan pengairan sendiri. Dalam peraturan itu antara lain ditentukan tanaman-tanaman yang berhak menerima air irigasi dan peraturan waktu tanam serta peraturan pemberian air irigasi (Suhardjono, 1994).
Menurut (Suhardjono, 1994), kebutuhan air untuk tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti sejumlah air yang hilang akibat penguapan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan air tanaman adalah sebagai berikut:
a. Faktor iklim
 Suhu udara
 Kelembaban udara
 Kecepatan angin
 Kecerahan matahari
b. Faktor tanaman
 Jenis tanaman
 Varietas tanaman
 Umur tanaman

Kebutuhan air untuk tanaman tergantung dari besarnya evapotranspirasi dikalikan dengan faktor koefisien tanaman dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Suhardjono, 1994):

Kebutuhan air tanaman juga merupakan banyaknya air yang diperlukan untuk berbagai tanaman, masing-masing daerah dan musim adalah berlainan, oleh karena itu di tiap daerah diadakan peraturan-peraturan pengairan sendiri. Dalam peraturan itu antara lain ditentukan tanaman-tanaman yang berhak menerima air irigasi dan peraturan waktu tanam serta peraturn pemberian air irigasi (Suhardjono, 1994).
Menurut (Suhardjono, 1994), kebutuhan air untuk tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti sejumlah air yang hilang akibat penguapan.
Menurut (Suhardjono, 1994),

faktor-faktor yang mempengruhi besarnya kebutuhan air tanaman adalah sebagai berikut:

a. Faktor iklim
• suhu udara
• kelembaban udara
• kecepatan angin
• kecerahan matahari

b. Faktor tanaman
• jenis tanaman
• varietas tanaman
• umur tanaman

Kebutuhan air untuk tanaman tergantung dari besarnya evapotranspirasi dikalikan dengan faktor koefisien tanaman, dan dapat di hitung dengan menggunakan rumus (Suhardjono, 1994):

Et = k . Eto

Dimana : Et = kebutuhan air untuk tanaman, bisa dinyatakan dalam Cu
(mm/hari).

k = koefisien tanaman, yang besarnya tergantung pada jenis
macam, umur tanaman.

Eto = evapotranpirasi potensial (mm/hari)

Selama pertumbuhan, tanaman selalu memerlukan air, tetapi banyaknya air yang diperlukan dan waktu pemberiannya akan bervariasi selama periode pertumbuhannya tersebut. Demikian juga macam tanaman yang akan dialiri merupakan faktor yang menentukan terhadap keseluruhan kebutuhan air.
Analisa besarnya kebutuhan air tanaman dilakukan berdasarkan neraca kebutuhan air (Water Balance) yaitu air yang diberikan besarnya sama dengan air yang dibutuhkan. Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan tanah dan permukaan air bebas. Sedang transpirasi adalah penguapan air melalui daun-daun tanaman. Kedua proses ini saling berkaitan dan disebut evapotranspirasi. Apabila air tersedia banyak dalam tanah maka disebut evapotranspirasi potensial, sedangkan air yang habis terpakai tanaman dalam keadaan sebenarnya disebut evapotranspirasi actual.
Air yang meresap kebawah melalui permukaan tanah disebut infiltrasi. Apabila air tersebut terus meresap kedalam tanah menuju daerah jenuh air disebut perkolasi.
Selain evaporasi dan perkolasi, penggunaan air yang lain dipetak atau lahan ialah untuk pengolahan tanah dan pembibitan dimana meskipun kebutuhan air tersebut hanya pada awal pertumbuhan tetapi jumlahnya relative besar (Wirosoedarmo, 1985).

Kebutuhan Air Irigasi
Irigasi adalah penambahan kekurangan kadar air tanah secara buatan, yaitu dengan memberikan air yang perlu untuk pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah dan mendistribusikannya secara sistematis. Pemberian air irigasi yang berlebihan pada tanah yang diolah dapat merusak tanaman (Sosrodarsono, 1976).

Evaporasi
Evaporasi merupakan peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara. Evaporasi merupakan faktor penting dalam studi tentang pengembangan sumber-sumber daya air. Evaporasi sangat mempengaruhi debit air sungai, besarnya kapasitas waduk, besarnya kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan komsumtif (consumptive use) untuk tanaman dan lain-lain (Sosrodarsono, 1976).
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk berlangsungnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air (Asdak, 2004).

Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evaporasi adalah sebagai berikut (Soemarto, 1986):

1. Radiasi Matahari
Evaporasi berjalan terus hampir tanpa henti di siang hari dan kerap kali juga di malam hari. Perubahan dari keadaan air menjadi gas ini memerlukan energi berupa panas laten untuk evaporasi. Proses evaporasi akan sangat aktif jika ada penyinaran langsung dari matahari.

2. Kelembaban
Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaban relatif udara. Jika kelembaban relatif naik, maka kemampuan udara untuk menyerap air akan berkurang sehingga laju evaporasinya menurun. Penggantian lapisan udara pada batas tanah dan udara yang sama kelembaban relatifnya tidak akan menolong untuk memperbesar laju evaporasi.

3. Angin
Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara permukaan tanah dan udara menjadi jenuh oleh uap air sehigga proses evaporasi berhenti. Agar proses tersebut berjalan terus lapisan jenuh harus diganti dengan udara kering. Pergantian itu hanya memungkinkan jka ada angin. Jadi. Kecepatan angin memegang peranan penting dalam proses evaporasi.

4. Suhu
Energi sangat diperlukan agar evaporasi berjalan terus. Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses evaporasi akan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan suhu udara dan tanah rendah karena adanya energi panas yang tersedia.

Transpirasi
Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui pori-pori daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya dibalut lapisan mati yang disebut kulit ari (cuticle) yang kedap uap air. Sel-sel hidup daun dan cabang terletak di bawah permukaan tanaman, dibelakang pori-pori daun atau cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori tersebut (Asdak, 2004).
Semua jenis tanaman memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya, dan masing-masing jenis tanaman berbeda-berbeda kebutuhannya. Hanya sebagian kecil air yang tinggal di dalam tubuh tumbuh-tumbuhan, sebagian besar darinya telah diserap lewat akar-akar dan dahan-dahan akan ditranspirasikan lewat bagian tumbuh-tumbuhan yang berdaun (Soemarto, 1986).
Dalam kondisi lapangan tidaklah mungkin untuk membedakan antara evaporasi dan transpirasi jika tanahnya tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. Kedua proses tersebut saling berkaitan sehingga dinamakan evapotranspirasi. Proses transpirasi berjalan terus sampai hampir sepanjang hari dibawah pengaruh sinar matahari (Soemarto, 1986).

Evapotranspirasi
Evapotranspirasi (ET) adalah jumlah air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air dan vegetasi oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi. Sesuai dengan namanya, evapotranspirasi juga merupakan gabungan antara proses-proses evaporasi, intersepsi dan transpirasi (Asdak, 2004).
Evapotraspirasi adalah banyaknya air yang hilang oleh adanya proses penguapan dari permukaan tanah, air, tanaman. Jadi, evapotranspirasi terdiri atas evaporasi yaitu penguapan dari permukaan tanaman (Linsley dkk., 1989).
Evapotranspirasi adalah faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi (Sosrodarsono, 1976).
Besarnya evapotranspirasi potensial dapat dihitung dengan menggunakan Metode Penman Modifikasi yang telah disesuaikan dengan keadaan daerah Indonesia (Suhardjono, 1994). Dengan rumus sebagai berikut:
Evapotranspirasi merupakan gabungan dari proses penguapan air bebas (evaporasi) dan penguapan melalui tanaman (transpirasi) (Suhardjono, 1994).
Apabila air tersedia banyak dalam tanah maka disebut evapotranspirasi potensial, sedangkan air yang habis terpakai tanaman dalam keadaan sebenarnya disebut evapotranspirasi actual.
Besarnya evapotranspirasi potensial dapat dihitung dengan menggunakan Metode Penman Modifikasi yang telah disesuaikan dengan keadaan daerah Indonesia (Suhardjono, 1994).

Dengan rumus sebagai berikut :

Eto = c. Eto*
Eto* =W. (0,75.Rs-Rn1) + (1-W).f(u).(ea-ed)

Di mana :
c = angka koreksi Penman
W = faktor yang berhubungan denga suhu (t) dan elevasi daerah
Rs = radiasi gelombang pendek (mm/hari)
= (0,25 + 0,54 . n/N). Ra
Ra = radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar
atmosfer tergantung letak lintang daerah (mm/hari)
n = lama kecerahan matahari yang nyata (tidak terhalang awan) dalam
1 hari (jam)
N = lama kecerahan matahari yang mungkin dalam 1 hari (jam)
Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)
= f(t).f(ed).f(n/N)
f(t) = fungsi suhu
= .Ta 4
f(ed) = fungsi tekanan uap
= 0,34-0,044
f(n/N) = fungsi kecerahan
= 0,1+0,9.n/N
f(u) = fungsi kecepatan angin pada ketinggian 2 m diatas permukaan
tanah (m/dt)
= 0,27 (1+0,864.u)
(ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang
sebenaranya
ed = tekanan uap jenuh tekanan uap jenuh
= ea.RH
ea = tekanan uap sebenarnya
RH = kelembaban udara relatif (%)

Curah Hujan Efektif
Curah hujan yang diperlukan untuk suatu pemanfaatan air yang salah satunya seperti alokasi air irigasi adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan, curah hujan ini disebut curah hujan wilayah/daerah. Curah hujan wilayah/daerah harus diperkirakan dari beberapa titik pengamatan curah hujan (Sosrodarsono, 1976).

Dalam perhitungan curah hujan suatu daerah terdapat beberapa metode yang digunakan antara lain:

a. Metode Rerata Aljabar
Metode ini digunakan menghitung curah hujan dengan luas 250 Ha sampai 50.000 Ha.

b. Metode Thiesen
Metode ini digunakan untuk menghitung curah hujan dengan luas 120.000 H sampai 500.000 Ha.

c. Metode Isohiet
Metode ini digunakan untuk menghitung curah hujan dengan luas lebih besar dari 500.000 Ha.

Infiltrasi dan Perkolasi
Perkolasi adalah garaka air ke bawah dari zona tidah jenuh (antar permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah) ke dalam daerah jenuh (daerah di bawah permukaan tanah) (Soemarto, 1986).
Sedangkan infiltrasi adalah proses masuknya air dari atas ke dalam permukaan tanah. Daya infiltrasi adalah laju maksimum yang memungkinkan dan besarnya dipengaruhi oleh kondisi lapisan permukaan tanah. Daya infiltrasi ini sangat berpengaruh terhadap besarnya air yang dapat diserap ke dalam tanah, baik air hujan maupun air dari sumber lain (Soemarto, 1986).

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya perkolasi antara lain:
• Tekstur tanah : tekstur tanah yang halus daya perkolasinya rendah, tekstur tanah yang kasar daya perkolasinya besar.
• Permeabilitas tanah : jika permeabilitas besar maka daya perkolasinya besar. Jika permeabilitas kecil maka daya perkolasi kecil.
• Tebal lapisan tanah bagian atas : semakin tipis lapisan tanah bagian atas maka daya perkolasinya semakin besar.
• Tanaman penutup : lindungan tumbuh-tumbuhan yang padat menyebabkan daya infiltrasi makin besar dan daya perkolasinya akan besar pula.
(Wirosoedarmo, 1985)

Faktor Palawija Relatif


Perhitungan kebutuhan air irigasi dengan metode Faktor Palawija Relatif merupakan perhitungan debit di saluran irigasi dengan menggunakan suatu factor pemberian air yang didasarkan pada kebutuhan air untuk tanaman palawija, mengingat kebutuhan air bagi tanaman palawija paling sedikit jika dibandingkan dengan tanaman lain. Faktor pemberian air ini dinamakan Faktor Palawija Relatif (FPR). Di dalam penentuan besarnya FPR ini belum termasuk kehilangan air di saluran tersier dan kuarter serta hilangnya air di lapangan karena kemiringan medan. Besarnya FPR didapat dari penelitian atau pengamatan yang dilakukan oleh Dinas Pengairan setempat. Batasan dapat dilihat pada Tabel 2.1


Nilai FPR
Jenis Tanah Contoh Jenis Tanah FPR ( I/det.ha pal)
Debit cukup Debit sedang Debit kurang
Ringan Alluvial 0.36 0.38-0.18 0.18
Sedang Latosol 0.23 0.23-0.12 0.12
berat Gromosol 0.12 0.12-0.06 0.06

Penetapan kebutuhan air dan koefisien tanaman dalam pertumbuhan setiap jenis tanaman berbeda satu dengan yang lain. Kebutuhan air tanaman tertentu bila dibandingkan dengan kebutuhan air untuk tanaman palawija akan menghasilkan nilai atau angka-angka tetapan yang dinamakan koefisien tanaman. Koefisien tanaman ini digunakan untuk mengkonversi luas areal tanaman tertentu tersebut ke dalam luas areal tanaman palawija. Koefisien tersebut dapat dilihat pada hasil konversi ini disebut Luas Palawija Relatif (LPR).


Koefisien untuk mendapatkan LPR
Jenis Tanaman Masa Tumbuhan Koefisien
-Persemaian/ Pembibitan = 40 HARI -> 20
- Pengolahan Lahan = 40 HARI -> 6
- Pertumbuhan 20 hari = ->4

Untuk tebu :
Cemplong/pengolahan lahan = 30 HARI -> 1
Tebu Muda/bibit = 150 HARI -> 1.3
Tebu Tua = 300 HARI -> 0

Untuk Palawija atau tanaman sejenis 90 hari 1
Untuk padi gadu ijin sama dengan musim hujan, sedang padi gadu tak ijin disamakan dengan palawija, kecuali air berlebih maka diberi air sama dengan padi gadu ijin

Debit air yang dibutuhkan pada intake saluran didapat dengan persamaan :
Q = FPR x LPR / EI

Keterangan :
Q = Debit di pintu saluran. Liter/detik
FPR = Faktor Palawija Relatif Tersier, l/ det.ha pal
LPR = Luas Palawija Relatif Total Jaringan, ha pal
EI = Efisiensi Irigasi

Efisiensi Irigasi merupakan sebuah angka yang menunjukkan kehilangan atau suplesi air pada Jaringan Irigasi. Efisiensi Irigasi didapat dari persamaan:

EI = (ΣQtersier + Q ijin air)(1/Q intake) . 100%

Keterangan :
Q tersier = Debit pada pintu tersier, lt/detik
Qintake = Debit pada intake saluran primer, lt/detik
Q ijin air = Debit air yang digunakan untuk bahan baku air
Minum, industry, dan lain-lain. Lt/detik

Kamis, 18 Februari 2010

Pola Tanam



Pola Tata Tanam

Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman yang akan dibudidayakan dalam suatu lahan beririgasi dalam satu tahun. Faktor yang mempengaruhi pola tanam :

1. Ketersediaan air dalam satu tahun
2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut
3. Jenis tanah setempat
4. Kondisi umum daerah tersebut, missal genangan
5. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat

Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan. Pola tata tanam adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu musim tanam. Sedang pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda (Wirosoedarmo, 1985).

Dua hal pokok yang mendasari diperlukannya pola tata tanam:

1. Persediaan air irigasi di musim kemarau yang terbatas.
2. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga tiap petak mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang diperlukan.


Macam tanaman yang diusahakan dan pengaturan jenis tanaman yang ditanam pada suatu lahan dalam kurun waktu tertentu adalah sangat penting dalam menetukan metode irigasi dan untuk mendapatkan kriteria pemerataan lahan. Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan. Pola tata tanam adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu musim tanam. Sedang pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda (Wirosoedarmo, 1985).

Ada dua hal pokok yang mendasari diperlukannya tata tanam, yaitu:
a. Persediaan air irigasi (dari sungai) di musim kemarau yang terbatas.
b. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga setiap jarak
mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Tata tanam adalah upaya pengaturan air yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, jenis tanaman dan luas baku sawah pada suatu lahan pertanian. Rencana tanam yang dilakukan agar tidak terjadi kekacauan dalam pembagian dan pemberian air. Rencana tata tanam yang disusun meliputi (Anonim, 1986):
1. Rencana luas tanam,
2. Awal pemberian air (pembibitan, garapan dan tanam),
3. Akhir pemberian air.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tata tanam adalah:

a. Iklim
Keadaan pada musim hujan dan musim kemarau akan berpengaruh pada persediaan air untuk tanaman dimana pada musim hujan maka persediaan air untuk tanaman berada dalam jumlah besar, sebaliknya pada musim kemarau persediaan air akan menurun.

b. Topografi
Merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut, berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

c. Debit Air Yang Tersedia
Debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.

d. Jenis Tanah
Yaitu tentang keadaan fisik, biologis dan kimia tanaman

e. Sosial Ekonomi
Dalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah, sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis tanaman.

Tujuan pola tata tanam adalah untuk memanfaatkan persediaan air irigasi seefektif mungkin, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan tujuan dari penerapan pola tata tanam adalah sebagai berikut:
1. Menghindari ketidakseragaman tanaman.
2. Menetapkan jadwal waktu tanam agar memudahkan dalam usaha pengelolaan air irigasi.
3. Peningkatan efisiensi irigasi.
4. Persiapan tenaga kerja untuk penyiapan tanah agar tepat waktu.
5. Meningkatkan hasil produksi pertanian.

Berdasarkan pada tujuan pola tata tanam diatas ada beberapa faktor yang diperhatikan untuk merencanakan pola tata tanam, yaitu:

1. Awal tanam
Wilayah Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Oleh karena itu dalam pola tata tanam awal tanam merupakan hal yang penting untuk direncanakan. Pada awal tanam, biasanya musim hujan belum turun sehingga persediaan air relatif kecil. Untuk menghindari kekurangan air, maka urutan tata tanam pada waktu penyiapan lahan diatur sebaik-baiknya.

2. Jenis tanaman
Setiap jenis tanaman mempunyai tingkat kebutuhan air yang berdeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, jenis tanaman yang diusahakan harus diatur agar kebutuhan air dapat terpenuhi. Menurut (Soekarto, 1979), jenis tanaman yang diusahakan adalah:
a. Tanaman padi
Padi merupakan tanaman yang memerlukan banyak air selama pertumbuhannya. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 4 kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.
b. Tanaman tebu
Selain tanaman padi, tanaman lain yang perlu diperhatikan dalam hal pengairan adalah tanaman tebu. Tanaman tebu diberi air secukupnya pada musim kemarau tetapi tebu tidak perlu diairi pada musim hujan. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman tebu adalah 1,5 kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.
c. Tanaman palawija
Yang termasuk dalam tanaman palawija antara lain: jagung, kedelai, tembakau, kapas, cabe, kacang dan lain-lain. Tumbuhan tersebut biasanya ditanam dalam musim kemarau dan tidak membutuhkan banyak air. Kebutuhan air untuk tanaman palawija adalah 0,2-0,25 l/dtk/ha.

3. Luas areal
Semakin luas areal persawahan yang diairi, maka kebutuhan air irigasi semakin banyak. Pengaturan luas tanaman akan membatasi besarnya kebutuhan air tanaman. Pengaturan ini hanya terjadi pada daerah yang airnya terbatas. Luas tanam juga mempengaruhi besarnya intensitas tanam. Intensitas tanam adalah perbandingan antara luas tanam per tahun dengan luas lahan.

4. Debit yang tersedia
Apabila debit yang tersedai cukup besar, maka hampir semua jenis tanaman dapat dipenuhi kebutuhannya sehingga pada umumnya pemberian air dapat dilakukan terus-menerus.

Jenis pola tanam
Menurut Wirosoedarmo (1985), penentuan jenis pola tata tanam disesuaikan dengan debit air yang tersedia pada setiap musim tanam. Jenis pola tanam suatu daerah irigasi dapat digolongkan menjadi:
a) Padi – Padi
b) Padi – Padi – Palawija
c) Padi – Palawija – Palawija

Hidroponik


HIDROPONIK


Hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai media untuk menggantikan tanah. Hidroponik mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bertani secara konvensional. Keunggulan hidroponik antara lain produksi tanaman yang higienis, penggunaan nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, pertumbuhan tanaman yang cepat, dan mudahnya perawatan tanaman. Salah satu sistem hidroponik yang dapat diterapkan dalam budidaya tanaman adalah kultur air (water culture). Sistem ini merupakan sistem pasif karena air tidak mengalir (stagnant). Sistem pasif mempunyai kelemahan dalam menyerap nutrisi. Hal ini disebabkan karena tidak ada pergerakan air dan pergerakan udara sehingga akar kekurangan energi dalam menyerap unsur hara.
Sistem hidroponik, selain tidak perlu berkotor-kotor dengan tanah, produksi tanaman pun bisa lebih tinggi. Sistem bercocok tanam ala hidroponik kini makin banyak dipilih karena merupakan budi daya tanaman tanpa media tanah. Sistem bercocok tanam yang lebih banyak menggunakan air sebagai sumber nutrisi utama ini biasanya dilakukan di dalam green house. Pasalnya, faktor-faktor ekosistem bisa lebih mudah dikendalikan sehingga risiko terhadap pengaruh cuaca pun bisa diperkecil. Ide awal kebun hidroponik muncul dalam menyiasati keterbatasan lahan, waktu, dan cara pemeliharaan. Selain air, medium lain yang bisa digunakan dalam sistem bertanam hidroponik ini ialah air, kerikil, pasir, spon, atau gel. Sedangkan tanaman yang bisa tumbuh dengan sistem hidroponik pun juga bermacam-macam.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan sistem berkebun hidroponik. Diantaranya, produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati, bisa dengan mudah diganti dengan tanaman baru, dan tanaman memberikan hasil yang kontinu. Kualitas daun, bunga, atau buah pun lebih sempurna dan tidak kotor. Disamping itu, pengerjaannya juga lebih mudah, tidak memerlukan banyak biaya dan waktu. Karena manfaat dan perawatannya yang mudah, sistem ini telah diterapkan di gedung-gedung bertingkat, tempat-tempat perbelanjaan modern, dan di apartemen. Selain itu, penempatan tanaman di gedung yang tidak ada sirkulasi udaranya juga bertujuan mencegah sick building syndrome.
Untuk melakukan sistem berkebun hidroponik, ada baiknya memperhatikan media yang ingin dipakai, tanaman yang ingin ditanam, pot yang digunakan, serta penempatan tanaman.
Jika ingin mengikuti konsep seperti di Jepang, medium pasir dan kerikil cocok digunakan untuk tanaman bonsai seperti kaktus dan kamboja. Sedangkan medium spon dan air lebih cocok untuk tanaman apotek hidup dan bunga hias. Untuk tanaman apotek hidup diantaranya, lengkuas, kunyit, dan serai, sedangkan tanaman sayuran yaitu tanaman basah, seperti pandan sayur, kangkung, sawi, timun, dan terong.
Teknik hidroponik telah dikembangkan jauh sebelumnya. Merujuk asalnya, istilah hidroponik atau hydroponics berawal dari bahasa Latin, hydro berarti air dan ponos berarti kerja. Secara umum, sistem hidroponik berarti sistem budi daya pertanian tanpa menggunakan media tanah, tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrien.
Jika dibandingkan dengan sistem penanaman secara tradisional, sistem ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan sehingga menghemat penggunaan lahan, terjaminnya mutu produk, baik bentuk, ukuran, rasa, warna, maupun kebersihannya karena kebutuhan nutrisi tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca. Selain itu, sistem hidroponik tidak mengenal musim atau waktu tanam sehingga panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar.
Dalam pengembangan hidroponik, ada dua jenis media yang dipakai, yakni media nontanah dan media air. Yang dimaksud media nontanah adalah pasir, arang sekam padi, zeolit, rockwoll, gambut, dan sabut kelapa. Sedangkan media air biasanya mengandung nutrien atau pupuk yang bersirkulasi sebagai media.
Di media air tersebut, akar tanaman terendam sebagian dengan kedalaman sekitar tiga milimeter. Cara ini sering disebut dengan Nutrient Film Technical (NFT). Media yang kedua ini cocok untuk tanaman beri karena jika terjadi kesalahan dalam memberi nutrisi tanaman tidak akan langsung kolaps, ujar Dadang yang juga mengembangkan tanaman beri hidroponik di Daerah Cipanas, Jawa Barat.
Sebenarnya, secara teknis penanaman sistem hidroponik pada stroberi tidak berbeda jauh dengan sistem hidroponik pada tanaman lain. Yang membuatnya istimewa, sistem hidroponik stroberi biasanya menggunakan media berupa kayu lapuk. Media tersebut berfungsi sebagai buffer atau penyeimbang jika terjadi perubahan suhu air dan terdapat kelebihan atau kekurangan nutrisi pada saat pemupukan.
Media tanam lain yang juga sering digunakan antara lain arang sekam dan serabut kelapa. Adapun proses pembuatannya diawali dengan cara menyangrai kedua bahan itu di wajan atau di atas lapisan seng. Proses ini harus dilakukan hati-hati, jangan sampai bahan terbakar menjadi abu. Arang serabut kelapa atau arang sekam yang telah dingin lantas dimasukkan ke polybag kecil sebagai media penyemaian benih dan polybag besar untuk proses pembesaran.
Proses selanjutnya bibit beri yang telah siap tanam dimasukkan ke polybag dan diberi nutrien sesuai dengan takaran yang tepat. Pemberian nutrien ini, tutur Dadang, harus disesuaikan dengan masa pembibitan, pertumbuhan, dan pembuahan. Nutrien yang telah dilarutkan dalam air kemudian didistribusikan ke media melalui jaringan irigasi mikro. Jaringan tersebut dapat meneteskan nutrien ke media yang langsung diserap oleh tanaman.
Adapun besarnya electrical conductivity (EC) atau konduksi listrik yang digunakan untuk menjalankan jaringan irigasi mikro berkisar 1,1 hingga 1,5 mS/cm. Dengan cara tersebut, reaksi tanaman terhadap perubahan formula pupuk dapat segera terlihat. Oleh karena itu, pasokan listrik harus selalu tersedia selama 24 jam.
Dilihat dari sisi perawatan, sistem hidroponik memberikan kemudahan. Pasalnya, petani tidak perlu repot mengganti media setiap kali akan menanam stroberi. Seusai buah dipanen, talang atau pot sebagai wadah tanaman dapat dibersihkan dengan dicuci atau disikat. Setelah bersih, wadah tersebut dapat diisi dengan bibit yang baru. Demikian seterusnya.
Sistem hidroponik juga memberikan keuntungan lainnya, yakni menghasilkan buah yang kualitasnya lebih baik. Pasalnya, dengan cara hidroponik, baik ukuran maupun rasa buah bisa direkayasa sesuai harapan, bergantung pada pemberian nutrisi. ?Jika ukuran buah kurang besar, bisa ditambah kandungan nitrogen dan jika kurang manis dapat ditambah kalsium, timpal Dadang.
Kecuali blueberry yang jenisnya berkambium dan pohonnya besar, syarat untuk membuat beri hidroponik harus ada green house yang tertata dengan baik. Green house berfungsi sebagai wahana pelindung tanaman. Di dalam green house tanaman diatur suhu, kelembaban, tekanan udara, serta derajat keasamannya (pH) yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman beri. Derajat keasaman yang cocok untuk tanaman beri berkisar lima hingga enam, kecuali blueberry cocok dengan pH empat hingga lima.
Perlakuan itu semua bertujuan agar pertumbuhan tanaman terkontrol, jauh dari berbagai macam penyakit, serta bebas dari pengaruh cuaca luar yang tidak bersahabat. Selain itu, agar kontinuitas produksi tanaman berjalan dengan baik. Dalam penanaman stroberi, pengaturan suhu memegang peranan penting. Oleh karena itu, biasanya green house dilengkapi dengan kitiran atau kipas yang berfungsi untuk sirkulasi udara, terutama jika siang hari suhu di dalam green house terlalu panas.
Jika semua persyaratan itu telah terpenuhi, masa pembuahan yang diawali dengan perkembangan bunga akan lebih cepat. Biasanya pada masa ini disebarkan ribuan ekor lebah jenis Melivera ke dalam green house. Penyebaran lebah bertujuan agar proses pembuahan benang sari ke putik berlangsung sempurna. Tanpa bantuan lebah, pengalihan benang sari ke putik tidak akan terjadi karena terbatasnya angin di dalam green house. Dari biaya produksi, pembuatan green house terbilang lebih efisien. Pasalnya, penggunaan air, pupuk, dan pestisida bisa dikurangi.
Menurut Dadang, tanaman beri yang dibudidayakan di dalam green house membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400- 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Untuk itu, dibutuhkan penutup yang sesuai dengan kisaran panjang gelombang tersebut. Agar bisa mendukung syarat ini, diperlukan bahan fiberglass dan polyethylene. Jika menggunakan bahan acrylic dan polycarbonate justru cenderung akan meneruskan cahaya, bukan meyebarkannya.



DAFTAR PUSTAKA :

Bustomi Rosadi. 2009. MODIFIKASI SISTEM HIDROPONIK KULTUR AIR (WATER CULTURE) PADA TANAMAN PAK CHOI (Brassica chinensis L.). TEP UNILA: Lampung
Dgusyana. 2008. Menanam Stroberi dengan Sistem Hidroponik. Wordpress.blog.com
UM. 2009. Berkebun Hidroponik Mudah dan Menyenangkan.

100 FAKTA



100 FaKtA

1. Sebelum Masehi bahasa inggrisnya adalah B.C (Before Christ). Setelah Masehi adalah A.D (Anno Domini)
2. Ikan hiu kehilangan gigi lebih dari 6000 buah setiap tahun, dan gigi barunya tumbuh dalam waktu 24 jam
3. Julius Caesar tewas dengan 23 tikaman
4. Nama mobil Nissan berasal dari bahasa jepang Ni : 2 dan San : 3. Nissan : 23
5. Jerapah dan tikus bisa bertahan hidup lebih lama tanpa air dari pada unta
6. Perut memproduksi lapisan lendir setiap dua minggu agar perut tidak mencerna organnya sendiri.
7. 98% dari perkosaan dan pembunuhan dilakukan oleh keluarga dekat atau teman korban.
8. Semut dapat mengangkat beban 50 kali tubuhnya
9. Deklarasi Kemerdekaan Amerika ditulis diatas kertas marijuana
10. Titik diatas huruf i disebut 'title'
11. Sebutir kismis yang dijatuhkan kedalam gelas berisi sampanye segar akan bergerak naik turun dalam gelas
12. Benjamin Franklin anak bungsu dari orangtua bungsu keturunan ke 5 dalam keluarga bungsu.
13. Triskaidekaphobia adalah ketakutan pada 13. Paraskevidekatriaph obia adalah ketekukan pada hari jumat tanggal 13 (bisa terjadi antara 1-3 kali setahun). di Italia, 17 adalah angka sial. di Jepang angka sial adalah 4
14. Lidah jerapah panjangnya sekitar 50 cm
15. Mulut menghasilkan 1 liter ludah setiap hari
16. Kita bernafas kira-kira 23.000 kali setiap hari
17. Kata ZIP (kode pos) adalah kepanjangan dari 'Zoning Improvement Plan'.
18. Coca-Cola mengandung Coca (yang merupakan zat aktif pada kokain) dari tahun 1885 sampai 1903.
19. Rata-rata kita bicara 5000 kata tiap hari (walaupun 80% nya kita bicara pada diri sendiri)
20. Seandainya kuota air dalam tubuh kita berkurang 1%, kita langsung merasa haus
21. 4 simbol raja pada kartu remi melambangkan 4 raja yang etrkenal di jaman masing-masing: Sekop = David/Raja Daud ; Keriting = Alexander the Great/Iskandar Agung ; Hati = Charlemagne/ Raja Prancis ; Wajik =Julius Caesar
22. Seumur hidup kita meminum air sebanyak kurang lebih 75.000 liter
23. Setiap orang, termasuk kembar identik, sidik jari dan tekstur lidahnya tidak ada yang sama.
24. Titik merah pada 7-Up logo berasal dari penemunya yang bermata merah. Dia seorang albino.
25. Pria kehilangan 40 helai rambut tiap hari. wanita 70 helai.
26. Tanda 'save' pada Microsoft Office programs menunjukan gambar floppy disk dengan shutter terbalik
27. Albert Einstein dan Charles Darwin,keduanya menikah dengan sepupu pertama mereka (Elsa Löwenthal dan Emma Wedgewood).
28. Unta punya 3 kelopak mata.
29. Sehelai rambut di kepala kita mempunyai masa tumbuh 2 sampai 6 tahun sebelum diganti dengan rambut baru
30. Seseorang masih akan sadar selama 8 detik setelah dipenggal
31. Otot yang bekerja paling cepat ditubuh kita adalah otot dikelopak mata yang membuat kita berkedip. kita bisa berkedip 5kali dalam sedetik
32. Coklat dapat membunuh anjing,karena langsung mempengaruhi jantung dan susunan syarafnya
33. Tanpa dicampur ludah di dalam mulut, kita tidak akan merasakan rasa makanan
34. Kuku jari tangan tumbuh 4kali lebih cepat daripada kuku kaki
35. 13% orang di dunia adalah kidal
36. Hampir semua lipstik mengandung sisik ikan
37. Bayi yang baru lahir berat kepalanya 1/4 dari berat tubuhnya
38. Kita sebenarnya melihat dengan otak. mata hanya berupa kamera yang mengirim data ke otak. 1/4 bagian dari otak digunakan untuk mengatur kerja mata
39. Kalajengking bisa dibunuh dengan menyiramnya dengan cuka,mereka akan murka dan menyengat dirinya sendiri
40. Tahun 1830an saus tomat biasa dijual sebagai obat.
41. Tiga monyet bijak punya nama: Mizaru (See no evil), Mikazaru (Hear no evil), and Mazaru (Speak no evil).
42. India mempunyai Undang-undang hak untuk sapi
43. Jika bersin terlalu keras dapat meretakkan tulang iga. JIka mencoba menahan bersin, bisa mengalami pecah pembuluh nadi di kepala dan leher trus mati . jika memaksa mata terbuka saat bersin, bola mata bisa meloncat keluar.
44. Nama negara Filipina berasal dari nama Raja Phillip
45. Saudi Arabia berasal dari nama Raja Saud
46. Anak-anak mempunyai 20 gigi awal. Orang dewasa punya 32
47. Karena langkanya logam, piala Oscars yang dibagikan pada perang dunia ke II terbuat dari kayu
48. Setiap Siklus 11 tahun, kutub magnet pada matahari bertukar tempat. Siklus ini makan "Solarmax".
49. Ada 318,979,564,000 kemungkinan kombinasi pembukaan pertama pada catur.
50. Ada lebih dari 300 bakteri pembentuk karang gigi
51. Macan adalah anggota terbesar dalam keluarga kucing
52. Nomer "172" dapat ditemukan pada uang kertas 5 dollar amerika, pada gambar semak-semak dibawah Lincoln Memorial.
53. Pohon kelapa membunuh 150 orang tiap tahun. Lebih banyak daripada hiu
54. Pada poster film 'Pretty Woman' Julia Robets terlalu pendek untuk bisa sejajar dengan Richard Gere. Maka digunakan model Shelley Michelle sebagai tubuh Julia.
55. Daerah kutub kehilangan matahari selama 186 hari dalam setahun
56. Kode Telephone Internasional untuk Antartica adalah 672.
57. Bom pertama sekutu dijatuhkan di Berlin pada perang dunia ke II. Membunuh satu-satunya gajah di Kebun Binatang Berlin.
58. Rata-rata hujan jatuh dengan kecepatan 7 mil per jam
59. Butuh 10 tahun bagi Leonardo Da Vinci untuk melukis Mona Lisa. Lukisan itu tidak ditandai dan di beri tanggal. Leonardo dan Mona mempunya susunan tulang yang persis sama dan menurut sinar X, ada 3 versi lukisan dibawah lukisan itu.
60. Nama dari kembar gemini adalah Castor dan Pullox
61. Gerakan Bruce Lee sangat cepat sehingga mereka harus melambatkan filem agar kita bisa melihat semua gerakannya.
62. Satu kilo dari berat badan kita mengandung 7000 kalori
63. Darah sama kental dengan air laut
64. Air laut di samudra Atlantik lebih asin dari pada di samudra Pasifik
65. Topeng tokoh Michael Myers di film horor 'Helloween' sebenernya topeng tokoh Captain Kirk (Star Trek) yang di cat putih, karena kurang dana
66. Nama asli butterfly (kupu-kupu) adalah flutterby.
67. Bayi lahir setiap 7 detik
68. Satu dari 14 wanita Amerika berambut pirang asli. Prianya hanya satu dari 17
69. The Olympic adalah saudara dari kapal Titanic, dan melayani dengan selamat selama 25 tahun.
70. Saat Titanic karam, 2228 orang ada di dalamnya. Hanya 706 yang selamat
71. Di Amerika, seseorang didiagnosa menderita AIDS tiap 10 menit. Di Afrika, seseorang meninggal karena AIDS tipa 10 menit
72. Sampai usia 6 bulan, bayi bisa menelan dan bernapas secara bersamaan. Orang dewasa tidak bisa
73. Alasan kenapa diiklan jam kebanyakan jarum menunjuk pukul 10.10, karena jam seperti sedang tersenyum
74. Tiap tahun bulan menjauh 3.82 cm dari bumi
75. Saat kita bertahan hidup dan tidak ada bahan makanan, sabuk kulit dan sepatu keds adalah makanan terbaik untuk dimakan karena mengandung cukup gizi untuk hidup sementara.
76. Dalam satu tetes air mengandung 50 juta bakteri
77. Dengan menaikan kaki pelan2 dan berbaring tenang dengan punggung lurus, kita tidak akan tenggelam di pasir hisap.
78. Satu dari 10 orang hidup di suatu pulau
79. Memakan seledri membuang kalori lebih banyak dari pada kalori yang terkandung dalam seledri itu sendiri
80. Lobster dapat hidup selama 100 tahun
81. Permen karet tidak dijual di Disney Land
82. Mangunyah permen karet saat mengupas bawang mencegah kita menangis
83. Rahang kucing gak bisa bergerak kekiri dan kanan
84. Nama Artic (kutub utara) berarti beruang dalam bahasa Yunani (Arktos), dan memang beruang kutub hanya ada di kutub utara
85. Jika kira berdiri di dasar sumur, kita bisa melihat bintang walaupun di siang hari
86. Suara yang kita dengar dari dalam kerang bukan suara ombak laut, tapi suara aliran darah dalam kepala kita.
87. Orang lbh banyak yang menderita ketakutan pada ruang terbuka (kenophobia) daripada ketakukan pada ruang tertutup (claustrophobia) .
88. Tehnik mengaduk terbaik bukan dengan gerakan memutar, tapi dengan gerakan huruf W
89. Adegan band yang terus bermain musik saat Titanic tenggelam adalah kisah nyata
90. Buku Guinness Book of Records memegang rekor sebagai buku yang paling banyak dicuri dari perpustakaan
91. 35% dari orang yang ikut kontak jodoh lewat internet, sudah menikah
92. CocaCola dulu berwarna hijau
93. Secara fisik, babi tidak bisa melihat ke langit
94. Semua beruang kutub kidal
95. Kelelawar selalu belok kiri jika terbang keluar gua
96. Jim Henson pertama kali memakai kata "Muppet". Kombinasi dari "marionette" dan "puppet."
97. Gajah satu-satunya hewan yang tidak bisa meloncat
98. The Michelin man (figur berbaju dan bertopi putih diiklan Michelin) bernama Mr. Bib. nama aslinya Bibendum pada iklan pertama tahun 1896.
99. Kita tidak bisa menjilat siku kita sendiri
100. Kata "lethologica" menggambarkan saat dimana kita tidak bisa mengingat apa yang kita inginkan.

Kesehatan Lingkungan


Kesehatan Lingkungan


Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) .

Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan.

Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang biasanya ditangani secara lintas sektor. Sedangkan dijajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang kegiatan yang dilaksanakan meliputi pemantauan kualitas air minum, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum (Hotel, Terminal), tempat pengolahan makanan, tempat pengolahan pestisida dan sebagainya.

Didalam memantau pelaksanaan program kesehatan lingkungan dapat dilihat beberapa indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut:

1. Penggunaan Air Bersih

Untuk tahun 2007 jumlah keluarga yang diperiksa yang memiliki akses air bersih 72,35%. Dari hasil inspeksi sanitasi petugas Puskesmas penggunaan air bersih pada setiap keluarga yang paling tertinggi adalah sumur gali +34,99%, sumur pompa tangan +31,86% ledeng +18,59.

2. Rumah Sehat

Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.

Pada tahun 2007 telah dilakukan pemeriksaan rumah sehat di 40 wilayah Puskesmas di kab.Tangerang, dari hasil inspeksi sanitasi 560.426 rumah maka 68,34% dinyatakan sehat.

Dari data yang ada maka program sosialisasi terhadap masyarakat untuk membangun rumah sehat perlu terus dilakukan sehingga pencegahan terhadap perkembangan vektor penyakit dapat diperkecil, demikian pula penyebab penyakit lainnya di sekitar rumah.

3. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar.

Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air limbah keluarga keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan didalam peningkatan kesehatan lingkungan.

Dari hasil pendataan yang dilakukan oleh sanitasi Puskesmas menggambarkan sampai tahun 2007 dapat digambarkan pada grafik berikut.

Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Tahun 2005 dan 2007



Dari data diatas menunjukkan bahwa tahun 2007 kepemilikan sarana sanitasi dasar di Kab.Tangerang sedikit meningkat dibandingkan tahun 2006, dapat diasumsikan bahwa kondisi ini menunjukan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya sarana sanitasi dasar.

4. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)

Makanan termasuk minuman, merupakan kebutuhan pokok dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif didalam penularan penyakit saluran pencernaan (Food Borne Deseases). Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa kematian banyak bersumber dari makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan (TPM) khususnya jasaboga, rumah makan dan makanan jajanan yang pengelolaannya tidak memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan.

Sehingga upaya pengawasan terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga kesehatan konsumen atau masyarakat. Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan makanan tahun 2007 menunjukan hasil sebagai berikut.

Hasil Pengawasan TUPM di Kabupaten Tangerang Tahun 2007




Dari hasil pengawasan makanan dapat diketahui TUPM yang memenuhi syarat sudah diatas 60% dari masing-masing jenis TUPM.


Sumber : Dinas Kabupaten Tangerang