Kamis, 18 Februari 2010
Pola Tanam
Pola Tata Tanam
Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman yang akan dibudidayakan dalam suatu lahan beririgasi dalam satu tahun. Faktor yang mempengaruhi pola tanam :
1. Ketersediaan air dalam satu tahun
2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut
3. Jenis tanah setempat
4. Kondisi umum daerah tersebut, missal genangan
5. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat
Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan. Pola tata tanam adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu musim tanam. Sedang pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda (Wirosoedarmo, 1985).
Dua hal pokok yang mendasari diperlukannya pola tata tanam:
1. Persediaan air irigasi di musim kemarau yang terbatas.
2. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga tiap petak mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
Macam tanaman yang diusahakan dan pengaturan jenis tanaman yang ditanam pada suatu lahan dalam kurun waktu tertentu adalah sangat penting dalam menetukan metode irigasi dan untuk mendapatkan kriteria pemerataan lahan. Penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan. Pola tata tanam adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu musim tanam. Sedang pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda (Wirosoedarmo, 1985).
Ada dua hal pokok yang mendasari diperlukannya tata tanam, yaitu:
a. Persediaan air irigasi (dari sungai) di musim kemarau yang terbatas.
b. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga setiap jarak
mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Tata tanam adalah upaya pengaturan air yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, jenis tanaman dan luas baku sawah pada suatu lahan pertanian. Rencana tanam yang dilakukan agar tidak terjadi kekacauan dalam pembagian dan pemberian air. Rencana tata tanam yang disusun meliputi (Anonim, 1986):
1. Rencana luas tanam,
2. Awal pemberian air (pembibitan, garapan dan tanam),
3. Akhir pemberian air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tata tanam adalah:
a. Iklim
Keadaan pada musim hujan dan musim kemarau akan berpengaruh pada persediaan air untuk tanaman dimana pada musim hujan maka persediaan air untuk tanaman berada dalam jumlah besar, sebaliknya pada musim kemarau persediaan air akan menurun.
b. Topografi
Merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut, berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
c. Debit Air Yang Tersedia
Debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu.
d. Jenis Tanah
Yaitu tentang keadaan fisik, biologis dan kimia tanaman
e. Sosial Ekonomi
Dalam usaha pertanian faktor ini merupakan faktor yang sulit untuk dirubah, sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis tanaman.
Tujuan pola tata tanam adalah untuk memanfaatkan persediaan air irigasi seefektif mungkin, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan tujuan dari penerapan pola tata tanam adalah sebagai berikut:
1. Menghindari ketidakseragaman tanaman.
2. Menetapkan jadwal waktu tanam agar memudahkan dalam usaha pengelolaan air irigasi.
3. Peningkatan efisiensi irigasi.
4. Persiapan tenaga kerja untuk penyiapan tanah agar tepat waktu.
5. Meningkatkan hasil produksi pertanian.
Berdasarkan pada tujuan pola tata tanam diatas ada beberapa faktor yang diperhatikan untuk merencanakan pola tata tanam, yaitu:
1. Awal tanam
Wilayah Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Oleh karena itu dalam pola tata tanam awal tanam merupakan hal yang penting untuk direncanakan. Pada awal tanam, biasanya musim hujan belum turun sehingga persediaan air relatif kecil. Untuk menghindari kekurangan air, maka urutan tata tanam pada waktu penyiapan lahan diatur sebaik-baiknya.
2. Jenis tanaman
Setiap jenis tanaman mempunyai tingkat kebutuhan air yang berdeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, jenis tanaman yang diusahakan harus diatur agar kebutuhan air dapat terpenuhi. Menurut (Soekarto, 1979), jenis tanaman yang diusahakan adalah:
a. Tanaman padi
Padi merupakan tanaman yang memerlukan banyak air selama pertumbuhannya. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 4 kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.
b. Tanaman tebu
Selain tanaman padi, tanaman lain yang perlu diperhatikan dalam hal pengairan adalah tanaman tebu. Tanaman tebu diberi air secukupnya pada musim kemarau tetapi tebu tidak perlu diairi pada musim hujan. Perkiraan kebutuhan air untuk tanaman tebu adalah 1,5 kali kebutuhan air untuk tanaman palawija.
c. Tanaman palawija
Yang termasuk dalam tanaman palawija antara lain: jagung, kedelai, tembakau, kapas, cabe, kacang dan lain-lain. Tumbuhan tersebut biasanya ditanam dalam musim kemarau dan tidak membutuhkan banyak air. Kebutuhan air untuk tanaman palawija adalah 0,2-0,25 l/dtk/ha.
3. Luas areal
Semakin luas areal persawahan yang diairi, maka kebutuhan air irigasi semakin banyak. Pengaturan luas tanaman akan membatasi besarnya kebutuhan air tanaman. Pengaturan ini hanya terjadi pada daerah yang airnya terbatas. Luas tanam juga mempengaruhi besarnya intensitas tanam. Intensitas tanam adalah perbandingan antara luas tanam per tahun dengan luas lahan.
4. Debit yang tersedia
Apabila debit yang tersedai cukup besar, maka hampir semua jenis tanaman dapat dipenuhi kebutuhannya sehingga pada umumnya pemberian air dapat dilakukan terus-menerus.
Jenis pola tanam
Menurut Wirosoedarmo (1985), penentuan jenis pola tata tanam disesuaikan dengan debit air yang tersedia pada setiap musim tanam. Jenis pola tanam suatu daerah irigasi dapat digolongkan menjadi:
a) Padi – Padi
b) Padi – Padi – Palawija
c) Padi – Palawija – Palawija
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar