Jumat, 19 Februari 2010

Faktor Palawija Relatif


Perhitungan kebutuhan air irigasi dengan metode Faktor Palawija Relatif merupakan perhitungan debit di saluran irigasi dengan menggunakan suatu factor pemberian air yang didasarkan pada kebutuhan air untuk tanaman palawija, mengingat kebutuhan air bagi tanaman palawija paling sedikit jika dibandingkan dengan tanaman lain. Faktor pemberian air ini dinamakan Faktor Palawija Relatif (FPR). Di dalam penentuan besarnya FPR ini belum termasuk kehilangan air di saluran tersier dan kuarter serta hilangnya air di lapangan karena kemiringan medan. Besarnya FPR didapat dari penelitian atau pengamatan yang dilakukan oleh Dinas Pengairan setempat. Batasan dapat dilihat pada Tabel 2.1


Nilai FPR
Jenis Tanah Contoh Jenis Tanah FPR ( I/det.ha pal)
Debit cukup Debit sedang Debit kurang
Ringan Alluvial 0.36 0.38-0.18 0.18
Sedang Latosol 0.23 0.23-0.12 0.12
berat Gromosol 0.12 0.12-0.06 0.06

Penetapan kebutuhan air dan koefisien tanaman dalam pertumbuhan setiap jenis tanaman berbeda satu dengan yang lain. Kebutuhan air tanaman tertentu bila dibandingkan dengan kebutuhan air untuk tanaman palawija akan menghasilkan nilai atau angka-angka tetapan yang dinamakan koefisien tanaman. Koefisien tanaman ini digunakan untuk mengkonversi luas areal tanaman tertentu tersebut ke dalam luas areal tanaman palawija. Koefisien tersebut dapat dilihat pada hasil konversi ini disebut Luas Palawija Relatif (LPR).


Koefisien untuk mendapatkan LPR
Jenis Tanaman Masa Tumbuhan Koefisien
-Persemaian/ Pembibitan = 40 HARI -> 20
- Pengolahan Lahan = 40 HARI -> 6
- Pertumbuhan 20 hari = ->4

Untuk tebu :
Cemplong/pengolahan lahan = 30 HARI -> 1
Tebu Muda/bibit = 150 HARI -> 1.3
Tebu Tua = 300 HARI -> 0

Untuk Palawija atau tanaman sejenis 90 hari 1
Untuk padi gadu ijin sama dengan musim hujan, sedang padi gadu tak ijin disamakan dengan palawija, kecuali air berlebih maka diberi air sama dengan padi gadu ijin

Debit air yang dibutuhkan pada intake saluran didapat dengan persamaan :
Q = FPR x LPR / EI

Keterangan :
Q = Debit di pintu saluran. Liter/detik
FPR = Faktor Palawija Relatif Tersier, l/ det.ha pal
LPR = Luas Palawija Relatif Total Jaringan, ha pal
EI = Efisiensi Irigasi

Efisiensi Irigasi merupakan sebuah angka yang menunjukkan kehilangan atau suplesi air pada Jaringan Irigasi. Efisiensi Irigasi didapat dari persamaan:

EI = (ΣQtersier + Q ijin air)(1/Q intake) . 100%

Keterangan :
Q tersier = Debit pada pintu tersier, lt/detik
Qintake = Debit pada intake saluran primer, lt/detik
Q ijin air = Debit air yang digunakan untuk bahan baku air
Minum, industry, dan lain-lain. Lt/detik

3 komentar:

  1. Mas saya mau tanya, mencari nilai FPR bagaimana ? untuk menentukan nilai tepatnya. Contoh pada Daerah Irigasi A, nilai nilai FPR adalah 0,36. Nilai FPR sekian didapatkan dari mana ? sedangkan pada keterangan hanya diberikan rentang nilai. Terima Kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Angka fpr didapat dari debiet (Q) dibagi LPR (luas polowijo relatif) yang mana angka pd LPR didapat dari perkalian angka koefisien pd masing2 tanaman pd petak tersier

      Hapus
    2. Koefisien masing masing tanaman di kali luasnya juga ga mas...bisa tolong diberi contohnya mas ?

      Hapus